Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SNMPTN 2018 dimulai hari Sabtu kemarin, tanggal 13 Januari 2018. Sekolah dan siswa sudah dapat mengakses aplikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) mulai sabtu yang lalu.
Seperti yang admin kutip dari harian nasional.tempo.co bahwa Ketua Panitia SNMPTN Ravik Karsidi mengatakan, Kementerian Riset dan Sikti tidak mempertimbangkan nilai Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pada penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN. "Kami sepakat untuk tidak bergantung pada nilai USBN dan UN. Tapi USBN dan UN boleh dipakai untuk ujian mandiri boleh," ujar Ravik di Kantor Kemenristekdikti, Jumat 12 Januari 2018.
Menurut Menteri Kemenristekdikti Mohammad Nasir, jalur SNMPTN merupakan seleksi berdasarkan hasil penelusuran prestasi dan portofolio akademik siswa yang bersumber dari Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Nasir juga mengingatkan pada para kepala sekolah untuk memverifikasi data dengan hati-hati. “Semua sekolah diharapkan menyampaikan data yang asli alias tidak memanipulasi data,” kata Nasir.
Pengisian dan verifikasi PDSS digelar pada 13 Januari -10 Februari. Selanjutnya, pendaftaran dibuka pada 21 Februari-6 Maret, pengumuman hasil seleksi dilakukan pada 17 April 2018. Terakhir, pendaftaran ulang peserta yang lulus di perguruan tinggi negeri masing-masing diadakan pada 8 Mei 2018. Daftar ulang tersebut, kata Ravik, dilakukan bersamaan dengan Ujian Tertulis SBMPTN.
Ravik mengatakan, distribusi jumlah alokasi daya tampung pada setiap program studi di PTN tidak berubah dengan tahun 2017 lalu yaitu paling sedikit 30 persen. Ravik juga menuturkan, jumlah peserta akan ditingkatkan dari tahun lalu yang sebelumnya berjumlah 130.854 orang siswa dari 14.397 sekolah. Ravik memperkirakan pendaftar SNMPTN 2018 akan lebih dari 800 ribu orang. “Tahun ini akan lebih ekstensif,” tutur Ravik.
Seperti yang admin kutip dari harian nasional.tempo.co bahwa Ketua Panitia SNMPTN Ravik Karsidi mengatakan, Kementerian Riset dan Sikti tidak mempertimbangkan nilai Ujian Nasional (UN) dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) pada penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN. "Kami sepakat untuk tidak bergantung pada nilai USBN dan UN. Tapi USBN dan UN boleh dipakai untuk ujian mandiri boleh," ujar Ravik di Kantor Kemenristekdikti, Jumat 12 Januari 2018.
Menurut Menteri Kemenristekdikti Mohammad Nasir, jalur SNMPTN merupakan seleksi berdasarkan hasil penelusuran prestasi dan portofolio akademik siswa yang bersumber dari Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Nasir juga mengingatkan pada para kepala sekolah untuk memverifikasi data dengan hati-hati. “Semua sekolah diharapkan menyampaikan data yang asli alias tidak memanipulasi data,” kata Nasir.
Pengisian dan verifikasi PDSS digelar pada 13 Januari -10 Februari. Selanjutnya, pendaftaran dibuka pada 21 Februari-6 Maret, pengumuman hasil seleksi dilakukan pada 17 April 2018. Terakhir, pendaftaran ulang peserta yang lulus di perguruan tinggi negeri masing-masing diadakan pada 8 Mei 2018. Daftar ulang tersebut, kata Ravik, dilakukan bersamaan dengan Ujian Tertulis SBMPTN.
Ravik mengatakan, distribusi jumlah alokasi daya tampung pada setiap program studi di PTN tidak berubah dengan tahun 2017 lalu yaitu paling sedikit 30 persen. Ravik juga menuturkan, jumlah peserta akan ditingkatkan dari tahun lalu yang sebelumnya berjumlah 130.854 orang siswa dari 14.397 sekolah. Ravik memperkirakan pendaftar SNMPTN 2018 akan lebih dari 800 ribu orang. “Tahun ini akan lebih ekstensif,” tutur Ravik.