Kementerian Agama menyiapkan beasiswa studi Islam Indonesia untuk mahasiswa asing. Beasiswa akan diberikan kepada mahasiswa asing yang tertarik belajar studi Islam Indonesia, melalui sejumlah Universitas Islam Negeri (UIN), di tahun 2019 mendatang.
Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin, pada acara The 2nd Islamic Higher Education Professors (IHEP) Summit, di Bandung, (7/12).
Dalam skema full coverage, mahasiswa asing yang berminat dan diterima dalam program ini akan ditempatkan di sejumlah perguruan tinggi negeri di lingkup Kementerian Agama. "Ini adalah salah satu upaya kami menyebarkan ilmu keislaman ke seluruh dunia," katanya.
Melalui program ini, mahasiswa berbagai negara bisa belajar di Perguruan Tinggi Islam Negeri yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Dirjen Pendis meminta UIN Jakarta menjadi pilot project program ini dan akan diperluas ke UIN-UIN yang lain di seluruh Indonesia.
Menurutnya, Kementerian Agama memiliki agenda mengundang 2.000 mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia secara bertahap dalam waktu beberapa tahun berjalan. Namun Kamaruddin belum memberikan kepastian tentang jumlah mahasiswa asing yang akan diberi kesempatan menerima program ini di tahun 2019.
Dikatakan Kamaruddin, sebenarnya program ini telah mulai diuji coba tahun 2018 ini. "Jumlahnya belum signifikan. Namun di tahun mendatang akan diperluas sebaran serta volumenya," imbuhnya.
"Salah satunya adalah UIN Jakarta yang telah menjadi tujuan mahasiswa asing menimba ilmu studi Islam. Namun saat ini masih bersifat swadaya. Diantaranya adalah mahasiswa asal Turki, Philipina, Thailand, dan Jepang," jelasnya.
Kamaruddin Amin menambahkan, penerimaan mahasiswa asing dari berbagai negara memiliki dampak positif bagi dunia pendidikan Islam dan kemanusiaan secara umum. Tahun ini mahasiswa Afganistan merupakan pengisi terbanyak program ini, sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi moderasi Islam di negara yang sering dilanda konflik, seperti Afganistan.
Datangnya mahasiswa internasional ke Indonesia, menurut Kamarudin, merupakan kepercayaan sekaligus pengakuan global atas kapasitas akademik yang dimiliki Universitas Islam Negeri di Indonesia. Semua itu harus dibayar dengan metode dan materi pembelajaran yang berkualitas.
Internasionalisasi UIN menurut Kamarudin menjadi momentum pendidikan tinggi Islam Indonesia. "Utamanya untuk menyebar ide dan praktik keislaman yang moderat sebagai aspek penting kehidupan kemanusiaan yang lebih baik," ungkap Kamaruddin.
sumber : https://kemenag.go.id
Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin, pada acara The 2nd Islamic Higher Education Professors (IHEP) Summit, di Bandung, (7/12).
Dalam skema full coverage, mahasiswa asing yang berminat dan diterima dalam program ini akan ditempatkan di sejumlah perguruan tinggi negeri di lingkup Kementerian Agama. "Ini adalah salah satu upaya kami menyebarkan ilmu keislaman ke seluruh dunia," katanya.
Melalui program ini, mahasiswa berbagai negara bisa belajar di Perguruan Tinggi Islam Negeri yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Dirjen Pendis meminta UIN Jakarta menjadi pilot project program ini dan akan diperluas ke UIN-UIN yang lain di seluruh Indonesia.
Menurutnya, Kementerian Agama memiliki agenda mengundang 2.000 mahasiswa asing untuk belajar di Indonesia secara bertahap dalam waktu beberapa tahun berjalan. Namun Kamaruddin belum memberikan kepastian tentang jumlah mahasiswa asing yang akan diberi kesempatan menerima program ini di tahun 2019.
Dikatakan Kamaruddin, sebenarnya program ini telah mulai diuji coba tahun 2018 ini. "Jumlahnya belum signifikan. Namun di tahun mendatang akan diperluas sebaran serta volumenya," imbuhnya.
"Salah satunya adalah UIN Jakarta yang telah menjadi tujuan mahasiswa asing menimba ilmu studi Islam. Namun saat ini masih bersifat swadaya. Diantaranya adalah mahasiswa asal Turki, Philipina, Thailand, dan Jepang," jelasnya.
Kamaruddin Amin menambahkan, penerimaan mahasiswa asing dari berbagai negara memiliki dampak positif bagi dunia pendidikan Islam dan kemanusiaan secara umum. Tahun ini mahasiswa Afganistan merupakan pengisi terbanyak program ini, sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi moderasi Islam di negara yang sering dilanda konflik, seperti Afganistan.
Datangnya mahasiswa internasional ke Indonesia, menurut Kamarudin, merupakan kepercayaan sekaligus pengakuan global atas kapasitas akademik yang dimiliki Universitas Islam Negeri di Indonesia. Semua itu harus dibayar dengan metode dan materi pembelajaran yang berkualitas.
Internasionalisasi UIN menurut Kamarudin menjadi momentum pendidikan tinggi Islam Indonesia. "Utamanya untuk menyebar ide dan praktik keislaman yang moderat sebagai aspek penting kehidupan kemanusiaan yang lebih baik," ungkap Kamaruddin.
sumber : https://kemenag.go.id