Khutbah Idul Fitri 1442 H/2021 Singkat dan Bermakna
Khutbah Idul Fitri 1442 H |
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ:
اَتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ، وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرِ أُمُوْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ.
Hadirin yang berbahagia
Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan karunia yang tiada terhingga kepada kita sekalian, terutama nikmat iman dan Islam. Sehingga di pagi hari yang indah ini kita berkumpul bersama, bersimpuh dihadapan-Nya merayakan Iedul Fitri, 1 Syawal 1442 H.
Sejak tadi malam, sejak matahari terbenam kita semua mengucapkan takbir, tahmid dan tahlil, mengagungkan asma Allah secara bersamaan. Karena pada tahun ini menurut perhitungan hisab wujudul hilal idul fitri jatuh pada hari kamis tanggal 13 Mei 2021, karena hilal satu syawal sudah wujud.
Bagi masyarakat Islam penganut Hisab, masalah penanggalan bulan hijriyah sudah dianggap selesai dan sudah mempunyai kalender tetap, sehingga kapan tepatnya lebaran, apakah lima tahun ke depan bahkan dua puluh tahun ke depan sudah bisa diketahui dengan perhitungan astronomi. Karena di zaman modern seperti sekarang ini teknologi hisab sudah canggih, masalah astronomi sudah sedemikian maju, sehingga peristiwa yang sifatnya rutin seperti awal bulan maupun gerhana, sudah dapat dihitung dengan lebih akurat dan pasti.
Hadirin yang berbahagia
Sudah lebih dari satu tahun kita dilanda musibah pandemi Covid-19, sudah banyak yang tertulari baik di tanah air maupun di seluruh negara di atas bumi. Berjuta orang telah wafat dan berjuta orang juga jatuh kepada kemiskinan karena krisis ekonomi akibat dari tidak normalnya kehidupan bisnis maupun mata pencaharian. Oleh karena itu lebaran kali ini kita belum bisa merayakan secara normal seperti dahulu, kita masih tetap prihatin sebagaimana halnya lebaran tahun yang lalu.
Dampak dari wabah ini sangat luarbiasa, bukan hanya kepada derajat kesehatan, tetapi juga berakibat kepada aspek kehidupan lain secara menyeluruh. Selain ekonomi yang hancur, juga relasi sosial terganggu dan kehidupan keagamaan juga banyak yang menyesuaikan dengan keadaan. Untuk itu tetaplah kita waspada, berikhtiar semaksimal mungkin untuk menjaga diri kita dan keluarga agar tidak terkena terlalu jauh dari dampak musibah ini.
Jika di antara kita ada orang yang diberi kelonggaran rizqi oleh Allah, hendaklah teruslah memperhatikan orang orang di sekitar kita. Bantulah mereka jika membutuhkan pertolongan, ringankanlah beban mereka yang sedang dalam kesusahan. Kehidupan bermasyarakat bagi kaum Muslimin laksana satu jasad, Ketika satu anggota badan sakit maka selulruh badan juga sakit. Ketika ada seorang warga muslim tetangga dalam kesusahan maka masyarakat muslim yang lainnya ikut merasakan kesusahan. Oleh karena itu banyaklah berbuat baik kepada orang orang yang Allah suruh kita berbuat baik sebagai mana firman-Nya dalam Surat An-Nisa ayat 36.
وَاعۡبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشۡرِكُوۡا بِهٖ شَيۡــًٔـاؕ وَّبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا وَّبِذِى الۡقُرۡبٰى وَالۡيَتٰمٰى وَ الۡمَسٰكِيۡنِ وَالۡجَـارِ ذِى الۡقُرۡبٰى وَالۡجَـارِ الۡجُـنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالۡجَـنۡۢبِ وَابۡنِ السَّبِيۡلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُكُمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنۡ كَانَ مُخۡتَالًا فَخُوۡرَا
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.
Hanya orang orang bakhil sajalah yang tidak mau memberi bantuan dan berbuat baik pada orang lain, dan kalaupun mereka memberi bantuan sangat terpaksa dan riya’ supaya mendapat pujian dari manusia. Padahal Allah tidak akan merugikan sedikitpun terhadap orang yang hartanya dipakai untuk membantu orang lain bahkan untuk setiap kebaikan Allah melipat gandakan dan harta yang di infakkan. Allah memberi pahala yang sangat besar.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ ۚوَاِنْ تَكُ حَسَنَةً يُّضٰعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَّدُنْهُ اَجْرًا عَظِيْمًا
Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar dzarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil dzarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya. (An-Nisa: 40)
Hadirin Yang berbahagia
Menurut ajaran agama Islam, adanya musibah belum tentu semuanya berdampak buruk bagi manusia, kadang di balik musibah itu ada kebaikan atau hikmah yang bisa jadikan pelajaran bagi kita semua. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 17 di bawah ini:
فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
“Maka boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya”.
Di balik musibah Covid-19 yang sedang melanda dunia dewasa ini, banyak sekali hikmah kebaikan yang bisa kita ambil: misalnya kita makin perduli dengan kebersihan diri yang selama ini kita abaikan. Secara teologis kita makin tersadarkan bahwa manusia itu makhluk yang lemah dan kekuasaan Allah sangatlah besar dengan menciptakan makhluk kecil yang tidak terlihat tetapi bisa menggoncangkan manusia se isi dunia. Makin menyadarkan kita bahwa kematian itu sesuatu yang dekat dan akan menimpa semua manusia.
Dengan musibah ini makin banyak orang yang diberi hidayah oleh Allah lebih taat kepada agama dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya Tapi banyak juga orang yang tertutup hatinya, makin menjauh dari Agama hatinya tidak tersentuh sedikitpun oleh keprihatinan manusia, dia tetap serakah dan pelit, berani melakukan kecurangan mengambil hak orang lain bahkan mengambil hak orang yang sepatutnya mereka bantu.
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسۡتَحۡـىٖۤ اَنۡ يَّضۡرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوۡضَةً فَمَا فَوۡقَهَا ؕ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا فَيَعۡلَمُوۡنَ اَنَّهُ الۡحَـقُّ مِنۡ رَّبِّهِمۡۚ وَاَمَّا الَّذِيۡنَ ڪَفَرُوۡا فَيَقُوۡلُوۡنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ ڪَثِيۡرًا وَّيَهۡدِىۡ بِهٖ كَثِيۡرًا ؕ وَمَا يُضِلُّ بِهٖۤ اِلَّا الۡفٰسِقِيۡنَۙ
Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik, (QS Al-Baqarah : 26).
Hadirin yang berbahagia
Shaum Ramadhan, merupakan masa kontemplasi mendekatkan diri kepada Allah, mengabaikan kehidupan lahiriah melatih batiniyah supaya lebih sempurna. Puasa laksana masa inkubasi peralihan bentuk yang terjadi pada binatang. Seperti seekor ulat ketika ingin metamorfosa menjadi kupu-kupu ia harus menjadi kepompong terlebih dahulu, berpuasa menutup diri dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, Jika kepompong mampu merubah ulat menjadi kupu-kupu yang indah, maka shaum romadhan diharapkan menjadikan manusia makin bertaqwa kepada Allah SWT.
Dengan puasa Ramadhan diharapkan kita berubah menjadi hamba Allah yang dicintai-Nya dan selalu diperhatikan-Nya. Hamba Allah yang diberi jaminan kebahagiaan abadi di dunia dan akherat. Sebagaimana Allah gambarkan karakter penghuni syurga dalam surat ali Imron ayat 17.
اَلصّٰــبِرِيۡنَ وَالصّٰدِقِــيۡنَ وَالۡقٰنِتِــيۡنَ وَالۡمُنۡفِقِيۡنَ وَالۡمُسۡتَغۡفِرِيۡنَ بِالۡاَسۡحَارِ
Orang-orang yang selalu sabar, orang yang tetap jujur, orang yang sangat taat, orang yang sering menginfakkan hartanya, dan orang yang selalu memohon ampunan kepada Allah pada waktu sebelum fajar.
Dengan shaum diharapkan kita akan semakin sabar. Sabar dalam melaksanakan perintah Allah walau dalam keadaan sulit, terutama sabar ketika musibah datang seperti sekarang ini sebagaimana sabarnya para Nabi mendapat cobaan. Sabar ketika menjauhi sesuatu yang diharamkan Allah, sabar ketika kita dapat anugerah kenikmatan dengan tidak sombong dan kikir. Dalam ajaran Islam orang sabar akan medapatkan anugerah kebaikan yang melimpah.
Dengan shaum kita menjadi orang yang lebih jujur baik dalam perkataan maupun dalam tindakan. Kejujuran dilatih selama shaum walaupun tidak ada yang melihat kita berpuasa kita melaksanakannya dengan penuh ketaatan. Orang jujur melahirkan keberuntungan hidup dan mengekalkan keberokahan dari Allah SWT. Sabda Rosululloh SAW: “hendaklah kamu sekalian bersikap jujur, karena jujur itu akan menuntunmu kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawamu kepada surga” (HR Muslim)
Dengan shaum kita menjadi orang taat, bagaimana tidak kita hampir duapuluh empat jam berada dalam suasana ruhaniyah yang tinggi, waktu diisi dengan ibadah dan pendekatan diri kepada Allah. Hal ini akan merefleksi kepada ketaatan pada aturan agama maupun negara. Banyak sekarang manusia mengabaikan hukum dan aturan sehingga banyak yang melakukan pelanggaran. Penjara penuh dengan narapidana sehingga banyak yang over kapasitas, tapi bagi kita berkeyakinan bahwa jika orang bersalah melanggar hukum walaupun tidak tertangkap di dunia, mereka akan mendapatkan pengadilan di akherat jika tidak diampuni akan mendapat siksaan yang amat pedih.
Dengan shaum kita menjadi orang yang dermawan, laparnya dan haus orang yang berpuasa akan melahirkan kesadaran kepedulian sosial terhadap penderitaan orang lain. Kepedulian itulah yang melahirkan kedermawanan, dan murah hati itu pangkal dari kebahagiaan abadi yang dia rasakan. Dirahmati hidupnya dicintai Allah dan dicintai oleh manusia disekelilingnya.
Dengan shaum kita dibiasakan bangun sebelum subuh untuk makan sahur dan sekaligus istighfar memohon ampun kepeda Allah. Istighfar di waktu sahur inilah mengundang kecintaan Allah padanya dan memberikan ampunan dari segala kesalahan yang telah dilakukan serta memberikan ketenangan dalam hatinya karena Allah turun ke langit dunia di waktu sahur atau disepertiga akhir malam.
Jamaah Ied yang dimulyakan Allah
Sebagai umat beragama, dalam menghadapi wabah seperti sekarang ini dilarang untuk berputus asa dan pengharapan. Teruslah berdoa kepada Allah semoga wabah ini terus berlalu, sambil berusaha dengan pendekatan akal dan ilmu pengetahuan untuk berikhtiar. Yaitu dengan terus menerapkan protokol kesehatan, hidup sehat dan melaksanakan vaksinasi. Sebagai pengikut ajaran Islam berkemajuan, kita dianjurkan untuk mengikuti rujukan dari dua institusi yang punya wewenang terhadap hal tersebut. Yang pertama, taat dan ikuti saran serta perintah agama:
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS Al-Baqarah : 45).
Tidak bosan dan terus melakukan doa dengan penuh kesabaran disertai dengan melaksanakan shalat baik yang wajib maupun yang sunat. Nabi sendiri kalau mendapat kesulitan selalu berdialog dengan Allah melalui shalat. Karena shalat merupakan sarana menyampaikan permohonan ke pada Allah yang sangat efektif.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ، صَلَّى
“Dulu jika ada perkara yang menyusahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mendirikan shalat” (HR Abu Dawud).
Yang kedua, mengikuti pendapat para ilmuan akhli yang kompeten dibidang kesehatan untuk mengetahui langkah dan cara yang tepat untuk terhindar dari tertular wabah yang sedang melanda. Firman Allah surat an-Nahl ayat 43:
فَسۡـــَٔلُوۡۤا اَهۡلَ الذِّكۡرِ اِنۡ كُنۡتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَۙ
“Bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui”.
Dalam hal ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan berbagai edaran berkenaan dengan pandemi Covid-19 selalu merujuk kepada para ahli agama (tarjih) dan merujuk kepada para ahli Kesehatan. Sehingga keputusannya sangat bisa untuk dilaksanakan termasuk anjuran untuk divaksinasi bagi seluruh anggota Muhammadiyah.
Hadirin Jamaah Ied yang berbahagia
Di akhir khutbah ini saya ingin mengajak hadirin sekalian marilah kita tetap teguh dalam keislaman, walaupun dalam suasana prihatin. Kita tetap istiqomah tidak terbawa arus dan terombang ambing oleh kehidupan sekeliling kita. Perumpaman yang bagus dan hikmah yang sederhana kita ambil dari kehidupan ikan di lautan, mereka hidup dan berada dalam air yang rasanya asin tetapi tidak menyebabkan dirinya asin, selama ikan itu hidup badanya bisa menetralisir pengaruh luar. Untuk itu bersabarlah atas cobaan dan hendaknya kita dan keluarga selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, istiqamah dalam menghadapi kehidupan, Mantapkan ukhuwah Islamiyah, tekunlah melaksanakan ibadah dan ingatlah selalu bahwa hidup kita ini terbatas, sebentar waktunya, dan kita akan kembali kahdirat-Nya dan mempertanggung jawabkan atas segala yang telah kita lakukan
Semoga kita selalu mendapat lindungan dari Allah, selalu sehat, selamat dan barakah. Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita dan memaafkan segala dosa dan kesalahan kita, serta membimbing terus supaya kita berada di jalan yang benar jalan orang orang yang diridhai Allah bukan jalan orang yang sesat dan dimurkai Allah.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، أَمَّا بَعْدُ؛
قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ, رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ, وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Selamat Iedul Fithri 1 Syawal 1442 H
Taqobalallahu minna wa minkum
Dadang Kahmad, Ketua PP Muhammadiyah
sumber : https://suaramuhammadiyah.id/
Mohon maaf jika ada pembatasan akses beberapa file google drive di web ini, dan saat ini kami belum bisa memberikan aksesnya. Terima kasih atas kunjungannya di blog Guru Madrasah.
image quote pre code